Penenggelaman Kapal, di Mana Efek Jeranya?
Waktu blusukan dibuat kedahsyatan, figur jokowi jadi pujaan buat warga yang lihat style serta triknya. Walau sebenarnya, blusukan itu ialah keharusan buat pimpinan supaya ketahui persoalan rakyatnya.
Saat telah jatuh cinta, maka sulit terima kekeliruan si pujaan. Serta berkesan bela dari kritik yang ada.
Penenggelaman kapal sebetulnya telah ada pada UU. Tetapi realisasinya tidak berjalan optimal. Di masa Susi baru penenggelaman kapal ini dibuat jargon. Bukan Susi yang melahirkan penenggelaman kapal, tetapi dianya yang berani temggelamkan kapal ilegal fishing memang betul.
Apakah yang dilaksanakan susi dipandang kedahsyatan, semacam apa yang dilaksanakan jokowi dengan blusukannya. Saat ada kritikan atas langkah yang susi kerjakan, masayarakat yang kagum sebab penenggelaman kapal ini akan sulit terima fakta, kenapa harus di kritisi?
Susi kerjakan penenggelaman kapal, supaya memunculkan dampak kapok buat kapal asing. Dengan cara psikologis ia ingin memperlihatkan pada kapal asing di luar sana, kirim pesan lewat penenggelaman kapal yang dikabarkan media.
"Jangan masuk serta maling di laut Indonesia, jika tidak ingin ini nasib kalian"
APAKAH EFEK JERA INI MENCAPAI TUJUANNYA?
Rupanya tidak, tiap tahun terus saja berlangsung perampokan ikan di lautan kita serta semakin banyak yang tertangkap untuk ditenggelamkan lagi. Bicara kesuksesan, rupanya tidak bawa pada efek yang diharapkan.
Kepolisian akan disebutkan sukses saat kehadiran mereka dapat mendesak angka kejahatan. Kepolisian tidak akan disebutkan hebat saat dapat tangkap banyak penjahat serta penuhi penjara dengan kehadiran mereka.
KPK akan disebutkan hebat, saat dapat mendesak angka korupsi dinegeri ini. KPK tidak akan disebutkan hebat saat mereka dapat lakukan OTK sebanyaknya.
Demikian pula dengan KKP. Mereka tidak akan disebutkan hebat saat memberikan laporan hasil penangkapan kapal perampokan ikan. KKP akan disebutkan hebat, saat patroli keamanan laut tidak lihat ada ilegal fishing.
Saat susi memberikan laporan sudah tenggelamkan sekitar 500'an kapal perampokan ikan dengan data tiap tahunnya bertambah, apa itu satu kedahsyatan?
Buat orang yang telah meletakkan ketakjuban pada susi, 500'an kapal itu dipandang kedahsyatan serta keteguhan. Tetapi buat saya serta kemungkinan faksi lain yang memandang dengan kacamata dampak kapok, tidak ada kesuksesan dari apakah yang susi kerjakan semasa pimpin.
Bila tahun 2015 ada 113 kapal ditenggelamkan, kenapa di tahun 2016 kapal yang ditenggelamkan semakin tinggi dari tahun awalnya sejumlah 115 serta tahun 2017 bertambah lagi jadi 127 kapal. Asumsinya, bila penenggelaman tahun 2015 ialah bentuk keteguhan supaya ada dampak kapok, tahun 2016 serta 2017 tidak tinggi hasil tangkapan kapal perampok ikan.
Dampak jeranya dimana?
Penenggelaman kapal memerlukan ongkos yang cukup banyak. Saat memakai bom, biayanya dapat 300-500 juta/kapal. Waktu ada kritik pemakaian bom akan mencemarkan laut, karena itu langkah membolongi lambung kapal digerakkan. Serta itu masih memerlukan ongkos 100juta/kapalnya.
Bila ada 500 kapal yang ditenggelamkan semasa susi memegang, bermakna telah 50M uang negara cuma habis sekedar untuk menenggelamkan yang dampaknya tidak membuat kapal asing hentikan kegiatannya.
Ini belum termasuk juga budget penenggelaman kapal dengan bom tahun 2015, dimana anggarannya capai 60M untuk tenggelamkan 115 kapal.
Mengapa tidak ada dampak kapok? Sebab konsentrasi hukumannya cuma pada penenggelaman kapal. Sangsi yang lain di UU perikanan tidak diresmikan.
Kecuali penenggelaman kapal, masih ada sangsi yang lain yakni pidana penjara optimal 6 tahun serta denda optimal 20M. Sangsi pidana serta denda diperuntukkan pada ABK/pemilik kapal.
Diperjalanan kepemimpinan susi, dari sample 116 masalah persidangan pengadilan perikanan mengenai ilegal fishing (Tahun 2015-2019), denda paling besar cuma 6M, Denda dengan nilai tengah ada diangka 500 juta, Terendah 500 ribu. Serta yang seringkali ada ialah 1M.
Dari 116 masalah, cuma 113 yang dikenai denda, dengan keseluruhan sebesar Rp80,2 miliar.
Sedang sangsi kurungan yang diputus, kurungan tertinggi cuma tiga tahun. Sedang yang paling rendah cuma 2 bulan. Serta banyak yang tidak dikenai sangsi kurungan benar-benar.
Harga kapal mereka yang ditenggelamkan cuma rata-rata 2-4 Milyar. Saat denda serta kurungan tidak ada dikenai, mereka akan bahagia saat cuma kapal yang dikenai sangsinya. Besok akan membeli/buat kapal lagi, serta berupaya tidak tertangkap saat mengambil.
Disini inti masalahnya, mengapa penenggelaman kapal tidak memunculkan dampak kapok buat kapal asing. Sebab yang terserang huhumannya cuma kapalnya saja, bukan orangnya. Seandainya orangnya dikenai sangsi kurungan sesuai dengan UU perikanan, tentunya akan menimbulkam dampak kapok yang riil. Sebab buat satu negara, akan membuat malu jika ada masyarakatnya dipenjarakan oleh negara lain.
Makin banyak masyarakat negaranya dikenai kurungan, akan menampar pimpinan asal negara masyarakat itu. Sendirinya, negara asal mereka akan berlakukan peraturan keras buat nelayan yang coba ambil ikan di luar garis perairan mereka.
Keteguhan itu bukan berbentuk penenggelaman kapalnya saja. Tetapi menangani aktor sesuai dengan UU perikanan. Gunakan dengan sangsi optimal, maka riil dampak jeranya. Saat cuma penenggelaman kapal dibuat kedahsyatan, karena itu kita dapat tonton tiap tahun tetap akan ada pekerjaan perampokan ikan dari kapal asing.
Menenggelamkan kapal memerlukan ongkos, dengan keadan negara sekarang ini, sebaiknya kapal yang diambil alih jangan ditenggelamkan. Berdayakan buat nelayan lokal kita sendiri. Ongkos penenggelaman dapat untuk menolong nelayan dalam penuhi apakah yang mereka butuhkan.
Saat kapal tidak ditenggelamkan, jangan sebutkan itu tidak tegas. Keteguhan bukan pada penenggelaman, keteguhan terdapat pada kesiapan lakukan penangkapan serta memberi sangsi sesuai dengan UU perikanan kita.
Mengambil alih kapal untuk dihibahkan pada nelayan, memberi sangsi kurungan serta denda optimal pada aktornya, itu bentuk keteguhan yang pas buat.